5.12.17

Perjalanan Tujuh Tahun Situs Desain Grafis Indonesia (DGI): 2007–2014 (2)

[Bagian kedua dari tiga bagian: Perjalanan DGI V 2.0 (2010). Sabungan dari Perjalanan Tujuh Tahun Situs Desain Grafis Indonesia (DGI): 2007–2014 (1)]


Sabtu, 13 Maret 2010: DGI V 0.2 

Setelah melalui waktu beberapa bulan yang melelahkan—proses redesign, restrukturisasi site architecture, pemindahan seluruh artikel yang berjumlah 1.100 artikel dengan ukuran mencapai 1 Gigabyte lebih—akhirnya DGI v 1.0 (www.desaingrafisindonesia.wordpress.com) berhasil dibawa dengan selamat dan utuh ke "rumahnya yang baru", DGI v 2.0 (www.DGI-Indonesia.com), sekitar 10 jam sebelum diluncurkan (bertepatan dengan usianya yang ke-3, 13 Maret 2010, pukul 00.00). 

Seluruh proses perancangan DGI v 2.0 dikomandani oleh Danu Widhyatmoko, yang bekerjasama dengan Henricus Kusbiantoro dalam proses redesign, dan dengan Fikri Rasyid dalam proses teknis restrukturisasi serta pemindahannya.

Peluncuran ini menghadirkan beberapa artikel berturut-turut: Kata Pengantar, oleh Hanny Kardinata; Sambutan, oleh Priyanto Sunarto; Desain Grafis Sebagai Mindset, M. Arief Budiman; Desain itu Seni Terapan, Eka Sofyan Rizal; Rumah bagi Desain Grafis, Karna Mustaqim, Graphic Design in Indonesia, John Kudos; Mandi Grafis bersama DGI, Henricus KusbiantoroSepuluh Tantangan dari Irwan Ahmett untuk Desainer Grafis di Indonesia, Irwan Ahmett; dan Desainer Grafis Indonesia Demi Masa, oleh Ayip Budiman.


Artikel Henricus Kusbiantoro: Mandi Grafis bersama DGI, 2009, melengkapi peluncuran situs DGI v.2.0.

.  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  

Rabu, 31 Maret 2010

Jurnalis dan Chairman situs desain internasional Brand New/Underconsideration (www.underconsideration.com/brandnew), Armin Vit mengulas kehadiran DGI di kancah dunia desain grafis internasional. Situs Brand New/Underconsideration adalah situs yang mengulas kehadiran desain-desain merek atau identitas terbaru dari seluruh dunia. Brand New didirikan oleh mantan desainer grafis Pentagram New York, Armin Vit, sejak Oktober 2006. Situs Brand New/Underconsideration, menurut jajak pendapat terakhir di AS, adalah situs terpopuler dan sangat dinamis serta sanggup menarik desainer-desainer merek (atau identitas) baik komersial maupun pro bono dari berbagai belahan dunia untuk mengirimkan karya-karyanya untuk dikupas, diberi komentar hingga kritik yang tajam dari seluruh pengunjung situs.

Ulasan Armin Vit dengan judul A Ligature for Graphic Design in Indonesia disertakan di bawah ini:

A Ligature for Graphic Design in Indonesia

Opinion by Armin

While the United States, UK and Canada have enjoyed the presence of design organizations for many decades now, the idea of an overarching entity that represents and stands behind the practice of graphic design is a recent one for some countries, one of them Indonesia, who saw the introduction of Design Grafis Indonesia (DGI) in 2007 when it was founded by one of its most celebrated representatives, Hanny Kardinata. Its mission is to “[Foster] understanding among Indonesian graphic designers and its juncture in art, design, culture and society.” With a very active web presence, DGI has established itself as the main source of Indonesia graphic design, even hosting a magnificent gallery of projects dating back to the 1930s. This month, DGI presented a new identity that replaces the default typography generated by the blogging platform of their site.



The big idea behind the identity of DGI is very simple. Indonesia Graphic Design is a part of the international graphic design scene. The approach of ligature between “DG”—representing Desain Grafis or Graphic Design in general and “i” representing Indonesia in specific—explains the unification in a very unique way. Why is unique? The shape of ligature or single glyph joined from the serif typeface of those three letters defines a cultural Indonesian Javanese graphic style (curved circle) that used to be applied for every most important of decoration included the symbol of Ancient Javanese Kingdom in the city of Yogyakarta. Most people in Indonesia will see the single glyph as part of ethnic decoration but now, more than that, it is also a function representing the unification of the three letters.



I have the sense that I may be in the minority—although I am continually surprised by the reactions here—and I think this is a great logo, a throwback to the simple, clever way of doing visually interesting monograms that are rarely seen nowadays. It could be argued that it has an antiquated feeling, I mean who uses serif typefaces anymore, right? Whatever it is about it, I find it an elegant and bold logo very appropriate to represent a design organization, designed by Henricus Kusbiantoro, who is the Creative Director at DGI. Plus, looking at the DGI ligature in detail, there are no bad bezier curves and is executed efficiently and cleanly, more than can be said for some of the things we see around here from time to time by bigger organizations.

The distinctive DGI Identity is transformed to five design elements that express the flexibility representing the diversity of Indonesia as the world’s largest archipelago (Gb. 69). The five elements are inspired from highlights of Indonesia heritage spots: UBUD (in Bali, well known with the rice terrace), BOROBUDUR (the world’s largest Buddhist temple), JAKARTA (The Busy Capital), SENTANI (in West New Guinea, still as one of the world’s most primitive culture remain) and PARAKAN (one of the very authentic Javanese village in Central Java).

This visual exploration is interesting, but I think it’s not as elegant as the mark itself. Perhaps it’s simply that the logo has been used as an outline and it just doesn’t hold the same impact. Nonetheless, these are the kind of elements that can change and evolve, and it has a strong foundation to grow on.


Elemen-elemen identitas situs DGI. 


.  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  
.  .  .  .  

Kamis, 8 April 2010

Dengan maksud menampung pameran online secara berkelanjutan di satu ruang, situs DGI memperkenalkan rubrik barunya: Online Exhibition. Online Exhibition pertama diadakan pada 8 April 2010 dengan tajuk DGI Online Exhibition #01: Ismiaji & Citra. Hingga pertengahan 2013, situs DGI telah menghadirkan DGI Online Exhibition sebanyak 20 kali, berturut-turut:


DGI Online Exhibition #01: Ismiaji & Citra Lestari
DGI Online Exhibition #02: Eko Nugroho



In Money We Trust, 2006, ekolin di atas kertas, Eko Nugroho (1977– ).
Karya ini dipamerkan di situs DGI pada DGI Online Exhibition #02: Eko Nugroho, 19 April 2010. 

DGI Online Exhibition #03: Yolanda Santosa








Sekuen judul film 300, 2006, Warner Brothers, Yolanda Santosa. Judul ini memberikan penekanan kepada apa yang menjadi dasar inspirasi film: sejarah novel grafis Frank Miller, darah, motif-motif utama yang terkandung baik dalam novel maupun film, yang menjadi penggerak urutan judul ini. Dipamerkan di situs DGI pada DGI Online Exhibition #03: Yolanda Santosa, 26 April 2010.

DGI Online Exhibition #04: Irwan Ahmett & Tita Salina:
Play #1: Color Blindness Test  
Play #2: Public Furniture  
Play #3: Dancing Umbrellas  
Play #4: Monorail Slalom & Play #5: Jakarate  
Play #6: Sweaty Map Play #7: Hidden Messages Play #8: Street Fashion Play #9: Keep Playing 

DGI Online Exhibition #05: Eric Widjaja
DGI Online Exhibition #06: Panen Grafis 2009 (karya finalis dan peraih trofi IGDA 2009)
DGI Online Exhibition #07: PERF9CT10NIST (karya desainer-desainer Petakumpet)











Buku Panduan DKV UK Petra, Surabaya: Balada Punokawan, Petakumpet, 2006.

Executive Creative Director: M. Arief Budiman
Creative Director: Deddy Rokkinz
Ilustrator: Yudi Sulistya
Copy Writer: Husny Mu’arif
Account Executive: Benedicta Rina

Karya ini dipamerkan pada DGI Online Exhibition #06: Panen Grafis 2009, merupakan salah satu dari 4 karya finalis Indonesian Graphic Design Award (IGDA) 2009 kategori Komunikasi Perusahaan, dan meraih Gold Award untuk kategori Company Profile pada ajang Pinasthika Advertising Festival 2009.

Petakumpet, sebuah agensi periklanan dari Yogyakarta, dikenal memiliki ciri khas tampilan humor yang kental, dan selalu berupaya memunculkan budaya lokal.

Buku panduan ini berisi informasi-informasi yang dikemas seperti komik atau novel grafis, menggunakan karakter-karakter Punakawan yang dihubungkan dengan kehidupan di DKV UK Petra. 

Cerita bermula dari Petruk, Gareng dan Bagong sebagai mahasiswa baru DKV yang kos di rumah Semar. Suatu ketika mereka tertarik mengikuti Studi Ekskursi (SE) di Jakarta. Tapi ketika mereka melihat keadaan kota Jakarta yang bertolak belakang dengan daerah asal mereka, ketiganya menjadi takjub dan merasa minder. Ketika mengunjungi beberapa agensi, mereka berjumpa dengan banyak alumni DKV yang bekerja di sana, di antaranya dengan Illy, Bomber & Joe, karakter-karakter yang tampil pada buku panduan sebelumnya (juga dirancang oleh Petakumpet). Mereka mendapat banyak masukan dari ketiga tokoh tersebut, yang membuat trio Punakawan itu bersemangat kembali. Akhirnya mereka berhasil menyelesaikan studinya dan meraih berbagai  prestasi.

Tokoh Semar dalam kisah pewayangan Jawa maupun Sunda, adalah tokoh yang diibaratkan sebagai guru, pamong, pembimbing, pengasuh, dan penasehat yang bersahaja. Dalam cerita ini, Semar berperan juga sebagai konsultan yang selalu memberi wejangan sebelum trio Punakawan itu berangkat ke Jakarta, memberi semangat saat berkarya, dan mendampingi saat mereka diwisuda. [Petakumpet, Versus, Edisi No. 05, 2009, hal. 12–13]

DKV UK Petra diresmikan pada 1998, dan memperoleh Akreditasi A pada 2003.

DGI Online Exhibition #08: John Kudos
DGI Online Exhibition #09: Amenth THMD
DGI Online Exhibition #10: Nigel Sielegar
DGI Online Exhibition #11: IKJ ExplorARTion (karya 25 ilustrator yang merupakan “para dosen dan mahasiswa” Fakultas Senirupa IKJ/Institut Kesenian Jakarta)



Sri Asih, Iwan Gunawan, 2010. Karya ini merupakan bagian dari pameran ExplorARTion–40 Years Journey of Seni Rupa IKJ yang juga digelar secara online di situs DGI dalam DGI Online Exhibition #11: IKJ ExplorARTion, 2 Agustus 2010.

DGI Online Exhibition #12 & Interview: Indieguerillas
DGI Online Exhibition #13: Henricus Linggawidjaja
DGI Online Exhibition #14: Sandy Karman
DGI Online Exhibition #15: Widianto Nugroho
DGI Online Exhibition #16: Nigel Sielegar #2
DGI Online Exhibition #17: Aswin Sadha
DGI Online Exhibition #18: Panji Krishna & Firman Machda
DGI Online Exhibition #19: Suyadi 'Pak Raden' 



Malam Dangdutan, Suyadi 'Pak Raden', 1997, akrilik pada kanvas.
Karya ini merupakan salah satu karya yang digelar di situs DGI pada DGI Online Exhibition #19: Suyadi ‘Pak Raden’, 27 November 2012.
Surat dari Suyadi 'Pak Raden' untuk DGI dan publik pecinta karya-karyanya, menyertai pamerannya pada DGI Online Exhibition #19: Suyadi ‘Pak Raden’, 27 November 2012. 

Pak Raden adalah salah satu tokoh rekaan Suyadi pada film boneka Si Unyil yang mengudara setiap Minggu pagi di stasiun TVRI dan digemari oleh anak-anak Indonesia pada 1980–1990-an.

DGI Online Exhibition #20: F.X. Widyatmoko (Koskow)
DGI Online Exhibition #21: Eve Vogelein
DGI Online Exhibition #22: Priyanto Sunarto & Syahrinur Prinka
DGI Online Exhibition #23: Nigel Sielegar #3
DGI Online Exhibition #24: Cecil Mariani
DGI Online Exhibition #25: Alit Ambara
DGI Online Exhibition #26: Rotua Magdalena Pardede Agung
DGI Online Exhibition #27: The Design of Addictions
DGI Online Exhibition #28: Albert Tejasukmana


Satu-satunya pameran online yang tidak menampilkan desainer Indonesia adalah DGI Online Exhibition #21: Eve Vogelein.

J. Eve Vogelein adalah desainer grafis kelahiran Jerman. Ia belajar desain grafis di University of Arts di Berlin. Eve melalui masa kecilnya bersama orang tuanya di Ubud, Bali, dan kini berkarya di New York City, AS. Dampak dari pertemuan berbagai budaya yang dialaminya tercermin dalam karya-karyanya seperti untaian “benang emas” yang menyatukan masa-masa lalunya dengan masa kininya. Meski ia sekarang bekerja di perusahaan besar di industri fesyen Barat, selalu ada saat-saat tertentu baginya untuk “berkelana menjelajahi kebebasan artistiknya”, bermain dengan warna dan bentuk yang berasal dari pengalamannya semasa tinggal di Indonesia, yang tak diragukan lagi telah menandai jejaknya sebagai seorang seniman.

Pada tahun 2012, ketika ia berkesempatan datang kembali ke Indonesia, ia menapaktilasi jejak-jejak masa kecilnya itu, dan disadarkan bahwa akar budaya masa lampaunya itu rupanya yang telah menjadi raison d’etre mengapa ia berpikir, merasa, dan mencipta dengan cara sebagaimana yang dilakukannya sekarang. Ia pun paham betapa sangat bernilainya warisan budaya yang tertanam dalam-dalam pada dirinya, yang diperolehnya dari kedua budaya yang sangat berbeda itu. Eve merasa bahwa selama ini ia telah diberkahi dengan perspektif visual dan estetika yang berasal baik dari Eropa maupun Indonesia, yang menyertainya setiap saat dengan perbandingan kualitas yang seimbang.

Menyadari semua ini, sekembalinya ke Berlin, Eve menciptakan serangkaian karya grafis dan ilustrasi berskala besar yang memadukan teknik-teknik analog dan tradisional Indonesia, dengan rekayasa digital teknologi komputer grafis termutakhir. Tujuan dari eksplorasi ini adalah untuk mencapai asimilasi visual yang berasal dari dua alam artistik yang berbeda: pikiran bebas, serta ekspresi yang berani dan berwarna-warni dari masa kecilnya; dengan praktik-praktik masa kininya di bidang desain komersial, yang teknologikal, dan yang berorientasi pada logika. Tujuan akhirnya adalah demi membangun jembatan visual di antara kedua estetika tersebut. 




Beberapa karya eksperimental Eve Vogelein.


Dalam salah satu email-nya, Eve menyampaikan keinginannya untuk mendukung DGI dalam mempromosikan better understanding and fellowship, both socially and in design and craftsmanship. Diutarakannya bahwa:
“I'm very happy to become a member of the DGI design community. My main intention is to give back what Indonesia gave me: inspiration, artistic basement, love, and sense of artistic tradition.”
Maka sejak 13 Juli 2013, Eve Vogelein bergabung sebagai salah seorang kontributor DGI, pada departemen International Affairs. 

.  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  
.  .  .  .  

Kamis, 28 Oktober 2010

Indonesia sedang berduka akibat bencana berturut-turut—banjir bandang di Wasior, Papua Barat (9 Oktober 2010), gempa berkekuatan 7,2 SR yang memicu tsunami di Mentawai, Sumatera Barat (26 Oktober, pagi) dan meletusnya gunung Merapi di Magelang, Jawa Tengah (26 Oktober, sore)—yang menelan korban hingga ratusan jiwa, dan ratusan keluarga lagi yang kehilangan harta benda dan mata pencaharian. DGI mengajak desainer-desainer Indonesia untuk berkarya dan mengirimkannya ke DGI, dengan tujuan untuk menggerakkan masyarakat yang lebih beruntung untuk membantu mereka yang sedang dirundung musibah. Melalui jejaring media sosialnya DGI kemudian meneruskan karya-karya itu ke publik yang lebih luas. 

Sandy Karman menjadi desainer yang pertama kali mengirimkan posternya ke DGI, dan karyanya segera menjadi trigger bagi diterimanya karya-karya lain sesudahnya, termasuk dari 2 orang anak kecil: Alizard Tristan (6 tahun), dan Azzahra Quisha (10 tahun), putra-putri Roestom Harka.


Indonesia sedang berduka dengan tiga bencana: Wasior, Mentawai dan Merapi, dan #Pray for Indonesia merupakan gerakan mulia yang mempersatukan Indonesia dalam simpati, empati dan support kepada saudara-saudara kita, dimana 27 Oktober 2010 menjadi hari Pray for Indonesia. Desainer: Sandy Karman, 2010.

Empati kepada masyarakat yang ditimpa bencana diperlihatkan oleh 2 anak kecil: Alizard Tristan (6 tahun), dan Azzahra Quisha (10 tahun) putra-putri Roestom Harka, dengan mengirimkan karyanya ke DGI.


Selain mereka berempat, sejumlah desainer lainnya mendukung gerakan ini, sehingga seluruh karya yang diterima oleh DGI berjumlah 45 buah, yang datang dari antara lain Aam S.G.K., Aldridge Christian, Beiny Harsono, Bima Surya, Cahyono Budi, Diaz Ramadhansyah, Dinar Wahyu, Fazil Iskandar, Ferdy Sipasulta, Hermansyah Muttaqin, Muryani, Roy Bayu Putra, Saut Irianto Manik, Sigit Prismono, Tegar Gigih Yudhanataru, Toni Masdiono, Wisnu Tri Anggoro, dll.


Banjir menyapu dahsyat, agar kita semakin erat (Wasior, Papua), Tegar Gigih Yudhanataru, 2010.

Ombak menerjang besar, agar kita semakin sadar (Mentawai, Sumatera Barat), Tegar Gigih Yudhanataru, 2010.
Letusan membumbung tinggi, agar kita semakin peduli (Gunung Merapi, Jawa Tengah), Tegar Gigih Yudhanataru, 2010.


.  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  .  
.  .  .  .  



Catatan: Sepanjang perjalanannya (2007–2013)* desainer dan penulis yang acap berbagi karya tulisnya di situs DGI:

Arief Adityawan S.

Arief 'Ayip' Budiman
'World Silent Day' Campaign (2007) 
Memperingati 100 tahun Kebangkitan Nasional Indonesia: peluncuran online buku 'I See Indonesia' (2008)  
Kampanye Kreatif dan Perjuangan Kolektif (2008) 
Dicari: Happiness (2008) 
Histeria! Komikita–Membedah Komikita Masa Lalu, Sekarang dan Masa Depan (2008)  
Matamera Communications: 17 Tahun Yang Dikisahkan Hanya Sekejap (2008) 
Gong Xi Fat Cai (2009) 
'Imagemakers of the Future' Dibuka 10 Oktober (2009) 
Ebullience Simbol Semangat Membangun Kota (2009)  
Desainer Grafis Indonesia Demi Masa (2010)  
Hong Kong Trip (2011) 
Perjalanan Lasem 1: Sehari Kenali Peranakan Lasem (2011) 
Perjalanan Lasem 2: Semangat Wiji Soeharto untuk Lasem (2011) 
Radio Magno Beyond Design (2011) 
Adgi Chapter Adalah Local Genius (2011)

Edy S.R.
My Name is Brand (2011) 
Brand Spicy (2011) 
Menggambar Logo, Membaca 'Branding' (2011) 
Logo Mengalir Sampai Jauh (2011) 
Media Rasa 'Branding' (2012) 
Logo, Brand, dan Branding (2012) 
Brand: Nilai dan Persepsi (2012) 
Buzzing your Brand! (2012) 
Let’s Go, Brander! (2012) 
Awali Brand Startup dengan IDE (2013) 
Belajarlah Hingga ke 'Made in China' (2013) 
Jogja: Mural, Komersial, dan Sampah Visual (2013) 
Kuda Lumping, Makan Beling: Citilink! (2013)

Eka Sofyan Rizal 
Desain Grafis Indonesia itu tidak perlu ada! (2008) 
Desain itu Seni Terapan (2010)

F.X. Harsono
Desain Itu Juga Seni Rupa (2010) 
Nilai Kreatif vs. Nilai Ekonomi (2011)

F.X. Widyatmoko (Koskow)
Louis Althusser, Sekilas (2009) 
(teori) Desain, sebuah perbincangan awal (2009) 
(teori) Desain, sebuah perbincangan berikut (2009) 
Layout (2009) 
Melawan (Kuasa) Teks (2009) 
Gaya Desain & (Ke)Diri(an) (2009) 
Visual (Buku) Punk! (2009) 
Merupa Buku–Cetak 500 yang Kedua (2009) 
Memandang Teks Pendidikan DKV: Hastjarjo & Jalan Sunyi Pendidikan DKV (2009) 
Strategi Visual Gaya Penerbitan: Militansi Budaya (Me)Lawan (2011) 
Mempertimbangkan Opini dalam Buku 'Hidup Itu Indah' (2011) 
Setelah Melulus (dari) Kampus (2011) 
Kampanye Politik & Hubungan-hubungan (dalam) Praktik Media (2011) 
In House Design/Side House Design[i] (2011) 
Side House Design[i] (2011) 
Desain(Er) dan Ke(Ce)masan (2012) 
Kisah-Kisah (Ber)Tetangga (2012) 
Nyepeda (2012) 
Rent Society (Masyarakat Rental) (2012)  
Kisah-Kisah (Ber)Tetangga (2012) 
Estetika dan MIgrasi Kelas (2013) 
Kedudukan Estetika (dalam) Desain (2013) 
“Pergi ke” Melibatkan “Kembali ke” (2013) 
Peristiwa Buku, Pengalaman (Men)Desain (2014)

Hanny Kardinata
Tjahjono Abdi (1952-2005) (2005) 
Citra Indonesia di Masa Revolusi-Terbingkai dalam Perangko (2006) 
Sejarah IPGI–Upaya Menumbuhkan Apresiasi (2007) 
Garis Waktu Desain Grafis Indonesia (2009) 
12 Graphic Designers for 1 Huge Calendar (2010 
Bermain sebagai ‘Terapi’ dalam Menemukan Kebahagiaan: Wawancara bersama Irwan Ahmett (2010) 
‘Playism’ Irwan Ahmett di DGI, Catatan Perjalanannya–Kata Pengantar Katalog Pameran 'Urban Play' di Galeri Jakartapunya! (2010) 
Riak-riak Desain Grafis Indonesia: 1970–sekarang (2010)

Hastjarjo Boedi Wibowo 
Sekilas Pendidikan DKV di Indonesia (2009) 
Memimpikan Hari Desain Grafis Indonesia? (2009) 
Mengkritik Pendidikan DKV di Indonesia (2009) 
Dimensi Politis Asosiasi Desainer Grafis Indonesia (Adgi) dalam Pemberdayaan Desain Grafis sebagai Profesi (Industri) dan Disiplin Keilmuan (Akademis) (2010)

Henricus Kusbiantoro

Irvandy Syafruddin 
Tipografi–The Book and Other Books (Poster) (2008) 
Poster Contest–Code for Berlin 2009 (2009) 
The Body of the Voice #1: Poster Tipografi–Workshop Tipografi bersama Andrea Tinnes (2010) 
The Body of the Voice #2: Poster Tipografi–Workshop Tipografi bersama Andrea Tinnes (2010)
Irwan Ahmett 
Being Happy in Other’s Grief (2008) 
Berita Bahagia Hari ini (Happy Face) (2008) 
Mencari Harmoni (2009) 
Sepuluh Tantangan dari Irwan Ahmett untuk Desainer Grafis di Indonesia (2010) 
Global Nomaden (2011) 
Urban Play The Hague: 'Organism–Luchtalarm' (2011)   
Urban Play The Hague: 'Connecting The Gum' (2011) 
Urban Play Workshop in Poland (2011) 
Urban Play The Hague: 'Hole in Holland' (2011) 
Urban Play London (2011) 
Urban Play Bristol: 'Forming Font' (2011) 
Urban Play Istanbul: 'Propeller People' (2011)

Ismiaji Cahyono 
Mendiola Budi Wiryawan 

M. Arief Budiman 
Desain Grafis Sebagai Mindset (2010) 
Rekonstruksi Kurikulum Diskomvis Berbasis Kompetensi: Menemukan Missing Link Dunia Akademis dan Industri Kreatif (2010) 
Menggali Potensi Kreatif di Luar Radar (2011)

Priyanto Sunarto

Rotua Magdalena Pardede Agung 
Unforgotten Paradise (2009) 
My Dream for Creative Indonesia (2009) 
Anomali Seni Digital dan Dongeng Tentang Surga (2009) 
Seni Sama Dengan Cinta (2011)

Slamet Abdul Sjukur 
Kutang (2008) 
M U S I K, Bisa Dipegang Hidungnya? (2010) 
Chopin 200 Tahun (2010) 
Ketulian pada Pemusik (2010) 
Indonesia 'Generasi Hafalan' (2011) 
AeroSon Musik-Grafik Karya Komponis Arno Peeters (2011) 
Indonesia Tuan Rumah Festival Musik Kontemporer Asia-Tenggara (2011) 
INSTITUT SENI INDONESIA Melahirkan… (2012) 
Partitur Musik Slamet A. Sjukur: 'Gelandangan'–Untuk Suara Wanita dan Karunding (2012) 
55 tahun Pertemuan Musik Surabaya (1957-2012) 
(2012) 
Musik Klasik–Nicolas Stavy & Slamet Abdul Sjukur: 'Tahun Debussy' (2012) 
Hubungan Gelap antara Debussy dan Gamelan (2012)  
Ceramah Slamet A. Sjukur untuk STF Driyarkara (2012) 
Telinga Polifoni dan Dunia Terbalik (2013) 
Tahun Debussy 2012 di Indonesia (2013) 
Analisa G A M E – Land no. 5 untuk Piano + Mulut, Tangan, Kemanak dan Gong-Ageng (2013) 
Pidato Penerimaan Anugrah (2013)

Soe Tjen Marching 
Anugerah Musik Indonesia dan Kuping van Gogh (2013) 
Seniman yang Baik dan Benar (2013) 
YCMF: Melawan Tradisi? (2013)

Sumbo Tinarbuko
Dekonstruksi Kurikulum Perguruan Tinggi DeKaVe (2000) 
Haruskah Iklan Dilenyapkan? (2002) 
Semiotika Analisis Tanda pada Desain Komunikasi Visual (2003) 
Desain Komunikasi Visual: Dikotomi Otodidak vs Akademik (2007) 
Grafis Komunikasi Kuliner Yogya (2007) 
Desain Grafis Pemelihara Jati Diri Kebudayaan (2007) 
Grafis Komunikasi Wisata Kuliner Ramadan ing Ngayogyakarta (2007) 
Desain Kemasan Rokok Indie: Representasi Kreativitas dan Estetika (2007) 
Semiotika Desain Rambu Lalulintas (2007) 
Desain Poster Sosial, Membangun Kesadaran Baru Nurani Individual (2007) 
Renaisans Desain Komunikasi Visual (2007) 
Desain Sosial Kampanye Anti Narkoba (2007) 
Kekerasan Visual dalam Media Komunikasi Visual (2007) 
Desain Sosial dan Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup (2007) 
Renungan Natal 2007: Natal Bulan Penuh Diskon (2007) 
Berfikir Konvergen dan Divergen dalam Perancangan DeKaVe (2007) 
DeKaVe: Berkomunikasi Lewat Tanda (Visual) (2007)  
Semiotika Desain Oblong Dagadu Djokdja (2007) 
Semiotika Iklan Sosial (bagian I) (2007) 
Semiotika Iklan Sosial (bagian II) (2007) 
Semiotika Iklan Sosial (bagian III) (2007) 
Eksekusi Iklan Televisi dengan Pendekatan Parodi Semiotika Komunikasi Visual dalam Karya DeKaVe (2008) 
Kenapa Iklan Dimusuhi? (2008) 
Lokalitas Budaya Lokal dalam Desain Iklan (2008) 
Kemasan Iklan Politik (2008) 
Menyoal Moralitas dan Kejujuran Iklan Politik (2008) 
Tanggalkan Zona Nyaman, Songsong Kurikulum DeKaVe Unimed 2009 (2008) 
Iklan Politik dalam Perspektif DeKaVe (2008) 
Pameran Komunikasi Visual ‘A Tribute for Mom’ (2008) 
Mengkhayal Kurikulum DeKaVe Ideal (2009) 
Matinya Iklan Politik (2009) 
Bedah Buku 'Nirmana: Dasar-dasar Seni dan Desain' (2009) 
Pameran Diskomplet Desember 2009: Menjadikan 100% Karya DeKaVe Indonesia (2009) 
Pengantar Pameran Karya Desain Sosial 'Kids Carenival', 17-19 Juni 2010: Anak, Pelita Zaman (2010) 
Kampus to Kampung: Melongok Sistem Pertandaan Kampung Heritage Pekaten Kotagede (2010) 
Kritik DKV ISI Yogyakarta 'Yogyakarta Tetap Daerah Istimewa' (2011) 
Kritik DKV ISI Yogyakarta #2: 'Kabar Aman bagi Pariwisata Jogja' Bagian I (2011) 
Kritik DKV ISI Yogyakarta #2: 'Kabar Aman bagi Pariwisata Jogja' Bagian II (2011) 
DeKaVe Mati Suri? (2011) 
Pengantar Pameran Desain Sosial '#DKVBergerak: Menuju Visual Berkeadilan' (2012) 
Pameran DKV Bertindak 2013 Anti Korupsi: ‘Kongkalikong’ (2013) 
DKV Bertindak–Reresik Sampah Visual (2013) 

Surianto Rustan
Mengkomunikasikan Desain Komunikasi Visual – Introspeksi Seorang Pengajar: Bagian 1 (2009)
Mengkomunikasikan Desain Komunikasi Visual – Introspeksi Seorang Pengajar: Bagian 2 (2009)
7 Mitos & Fakta Desain Grafis (2011) 
Lapangan Pekerjaan Desainer Grafis (2011) 
Apa itu Desain Grafis? Siapa itu Desainer Grafis? (2011) 
Aktualitas Matakuliah (2013)

Tia Chandra 
A Post(er) Catalogue Essay (2013) 
A Post(er) Curatorial Label (2013) 
Paperface Curatorial Label (2013)

Yongky Safanayong
Peran Desainer Grafis Pada Masa Yang Akan Datang (2006) 
Integrasi Tempat-Waktu-Kondisi-Sikap: sebagai Perspektif Baru dalam Desain Komunikasi Visual (2008) 
Etika Profesi Desain Grafis–Tantangan pada Masa Depan (2010)
Etika Desain (2012) 
Desain Poster dari Masa ke Masa (2013)


*) Hingga April 2014. Artikel yang disertai tautan masih bisa ditelusuri di DGI V 1.0—desaingrafisindonesia.wordpress.com—yang tidak ada tautannya berada di DGI V 2.0—www.DGI-Indonesia.com—yang sudah tidak bisa ditelusuri, dan belum dipindahkan ke DGI V 3.0 —www.dgi.or.id.

Tidak ada komentar:

Unggulan

Merajut Keterhubungan

Sebuah esai merespons tema pameran Forum Grafika Digital 2017 (FGDexpo 2017), Connectivity (Jakarta Convention Center, 24–27 Agustus 2017). ...